Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Menyambut gegap gempitanya zaman yang semakin bergerak maju
yang dimana selalu terjadinya peperangan intelektual dimana yang lemah
kalah dan yang kuat menjadi semakin kuat dan terjadinya gerak maju peperangan
dalam ranah intelektual yang bukan perindividu tapi perkelompok. dimana saat
kelompok satu menghagemoni atau berkuasa lebih diatas kelompok lain
karena keungulan intelektualnya maka kelompok lain hanya bisa terdiam dan
perlawan yang efektif hanya dapat didapat saat kelompok yang dikuasai
bersama-sama bersatu padu berperang juga diranah intelektual.
Maka karena kepedulian ini kami membangun sebuah forum yang
didimana ingin menghidupkan kembali suasana intelektualitas kampus yang
sempat vakum lama untuk setidaknya bersiap menghadapi gerak maju kedepannya yang
penuh dengan pertentangan dalam ranah intelektual setidaknya kami tidak ingin
dihagemoni maupun menghagemoni maka dengan ini kami yang merupakan sekumpulan
mahasiswa berasal dari organisasi Muhammadiyah yang mencoba membangun nalar
dengan cara yang positif dan berupaya memberi kontribusi pada perubahan sekecil
apapun dalam artian positif dan berupaya mewujudukan nalar intelektual sebagai
salah satu komponen penting menghadapi zaman yang terus maju akan
mendirikan sebuah forum bernama serdadu faskho 2015.
Forum ini didirikan di kampus universitas Muhammadiyah
lampung sebagai penunjang proses pembelajaran kelas dan tidak mengantikan,
menafikan ,apalagi menghapuskan pengajaran didalam kelas namun hanya sebagai
penambah dan pembangun nalar keilmuwan yang bersinergi dengan pembelajaran
kelas sehingga dapat menghasilkan individu yang tidak hanya makan teori tapi
melahirkan teori, mengkritik teori, menginterprestaasikan teori dan lebih jauh
jauh menjalankan aksi nyata dengan landasan teori yang dipelajari,
serta sebagai penambah skill dalam membuat dan menyampakan sebuah
argumen dengan konsep keilmuwan yang kritis, analitis, dan interprestatif.
Forum
ini bukan forum sekedar ngobrol utopis tapi di implementasikan dalam aksi
sebagai wujud dan peran serta mahasiswa dalam agen sosial yang menjadi
ujung tombak kemajuan negara. kami memandang pembangunan nalar kritis
sangat penting dalam upaya mahasiswa memahami segala yang dihadapinya dengan
pandangan luas tidak sempit sehingga tidak tersekat pada
primordialisme,materialisme, hedonisme, xenophobia ( takut akan orang
asing),radikalisme, dan isme-isme lain yang negatif dan mengarahkan mereka
menjadi individu yang mati secara intelekutalitas dan tinggal menunggu mati
digilas zaman atau diarahkan menjadi individu yang beringas.
Karena dimasa ini dunia mahasiswa
sedang dilanda oleh kebangkrutan nalar yang disertai dengan rusaknya kesalahena
sosial sehingga berbagai konsepsi aksi yang dihasilkan menjadi carut marut
karena tidak terisi otak dengan ilmu yang benar dan hanya sebatas
emosi sesaat sehingga endingnya tidak adanya efek yang dihasilkan oleh aksi
tersebut. disinilah forum faskho berperang melawan kebangkrutan nalar,
apatisme, skeptisme, dan berbagai isme yang negatif lainnya untuk
mewujudkan mahasiswa yang benar berintelektualitas.
Point penting yang forum coba
lawan pertama adalah kebangkrutan nalar karena nalar yang bangkrut maka ide
menjadi tidak ada dan ketika ide tak ada maka tidak adanya perubahan yang
dihasilkan karena arah kedepan menjadi semakin tak jelas, terlebih lagi
kebangkrutan nalar itu berinringan dengan penghambaan pada berbagai isme-isme(
paham ) yang negatif yang di pikir oleh mahasiswa sebagai jalan terbaik
mengekpresikan semangat mereka.
Point kedua
adalah keapatisan karena sikap apatis sudah menjadi racun yang membahayakan
saat sifat itu justru mengantarkan calon intelektual kepada sikap
individualisme secara tidak langsung mengembangkan racun kebodohan,
kesombongan, dan juga rasa rendah diri karena selama ini ditutupi oleh racun
keacuhan yang berimbas pada ketidakberanian untuk bersuara apalagi bertindak
karena sudah mendarah dagingnya sifat apatis .
Point ketiga adalah
melawan ketidakingintahuan,ketidakingintahuan adalah sebuah jalan menuju kepada
kebodohan. Asumsi kami bahwa tidak ada individu yang bodoh tapi banyak individu
yang tidak ingin tahu dan tidak mau tahu dikarena mereka hanya fokus pada apa
yang mereka sukai dan minati saja yang dimana mereka menutup nalar untuk semua
persoalan lain yang tidak menarik bagi mereka yang padahal persoalan itu bisa
berimbas pada jalan hidup mereka kelak.
Point keempat adalah
memasyarakatkan budaya analitis,kritis, dan interprestatif agar semua yang di
bicarakan, direncanakan, dijalankan ,maupun dilanjutkan agar jelas konsepnya
seperti apa dan bagaimana taktis Kedepannya dan itu semua hanya dapat didapat
jika kita mengembang pola belajar lewat sebuah forum yang berlandaskan pada
analitis, kritis ,dan interprestatatif dengan disertai saling menghargai antar
individu.
Point kelima
adalah sebagai landasan dan dasar aksi karena aksi tidak bisa sembarangan turun
kejalan harus ada konsep yang lengkap untuk apa yang akan disampaikan,
bagaimana cara menyampaikannya, kapan waktu menyampaikannya,kepada siapa pesan
itu efektif tersampaikan ,dimana disampaikannya ,dan kenapa itu penting untuk
disampaikan harus jelas dan terkonsep rapi agar tidak menjadi bumerang bagi
diri sendiri.
Point keenam adalah
sebagai media untuk membantu sebuah proses perubahan kearah yang lebih baik
saat aksi berjalan dan tuntunan terpenuhi maka tindak lanjutnya adalah
bagaimana meneruskan cita-cita yang sudah tercapai dengan terus mengawalnya
dengan berbagai pemikiran kritis tapi penuh ide.
Sangat
ironis ketika iklim intelektualitas pada dunia islam sangat jauh dari maju di
era modern ini, ini bisa dilihat betapa apatisnya pemuda/pemudi islam untuk
mengkaji dan berdiskusi dengan alasan yang beraneka ragam padahal gerak maju
islam kedepannya ditentukan oleh para generasi muda, dengan membangun
nalar maka kita akan mempertajam pikiran dengan banyak literalasi karena
literasi adalah komponen penting dan sangat penting dalam usaha pembangunan
nalar dalam islam sendiri disebutkan perintah pertama yang diterima nabi adalah
iqro atau bacalah yang berarti islam mengajarkan umat untuk belajar dari
berbagai informasi yang ada dan bersifat terbuka dengan segala macam ilmu
pengetahuan tidak cukup berhenti dimembaca, islam juga mengajarkan untuk
memusyawarahkan segala permasalahan dengan landasan keilmuwan yang benar dan
tepat.
Selain itu
juga banyak perintah dalam agama islam tentang pentingnya kajian dan diskusi
ayat- ayat alquran seperti surat Hûd [11] ayat 32, diceritakan diskusi antara
Nuh as dengan kaumnya, surat Qs. al-Ankabût [29]: 46, surat Qs. al-Qashash
[28]: 50), serta surat QS Ali Imron (3) :61). Didalam ayat tersebut
diterangkan pentingnya diskusi dan kajian dalam islam yang dimana bertujuan
untuk menghidupkan nalar.
Dalam tradisi
islam diskusi dan kajian menjadi hal penting yang dilakukan nabi Muhammad
Saw dimana nabi sering berdiskusi dan mengkaji berbagai persoalan bersama para
sahabatnya disebutkan taktakala Rasulullah Saw menetapkan posisi
pertahanan kaum muslim pada saat perang Badar, pendapat beliau disanggah oleh
Khubab bin Mundzir. Akan tetapi, karena pendapat beliau Saw mengenai posisi
pertahanan kaum muslim bukan berasal dari wahyu, dan beliau Saw mengetahui
bahwa pendapat Khubab bin Mundzir lebih tepat, maka beliau Saw segera
meninggalkan pendapatnya dan mengikuti pendapat Khubab bin Mundzir.
Disitu nabi
mengajarkan bahwa pentingnya mengasah nalar agar menciptakan argumen yang
bagus dan bisa diimplementasikan dalam setiap tindakan nyata ,karena dalam
islam ada larang an kaum Muslim melakukan diskusi yang tidak dilandasi
ilmu pengetahuan dan mengarah kepada berbantah-bantahan. Sedangkan diskusi
untuk mencari pendapat yang terkuat justru menjadi kewajiban setiap kaum
muslim. Ini ditunjukkan oleh perilaku Nabi saw yang disebukan diatas tadi.
Bahkan konsep dasar
bagaimana sebaiknya diskusi dan kajian itu dilakukan sudah dijelaskan dalam
alquran pada surat an-nahl yang berbunyi “ Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik” (Qs. an-Nahl [16]: 125). Oleh karena itu dalam setiap asepk
keilmuwan dari sains sampai agama selalu mengajarka akan pentingnya nalar maka
dengan bernalar kita akan berliterasi dengan berliterasi maka
kita akan berkreatifitas dan tidak terpenjara pada penjara kebodohan karena zaman
kedepan adalah zaman dimana akan banyak terjadinya pertarungan konsepsi.
wasalamam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar