Senin, 07 Desember 2015

REGENERASI POLITISI HANDAL DARI KAMPUS


Dunia politik di Indonesia cenderung kotor dan jahat, karena sering menghalalkan semua cara untuk medapatkan kekuasaan. Dan cermin perpolitikan di negeri ini sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari pola politik yang terjadi di dunia kampus, karena rata-rata politikus nasional saat ini adalah mereka yang sebelumnya aktif berpolitik di kampus. Pentingnya belajar berpolitik dikampus dengan alasan bahwa politik kampus sangat menentukan baik dan buruknya perpolitikan di Indonesia karena kampus merupakan tempat persemaian politisi muda yang nantinya akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

Dinamika perpolitikan yang terjadi di lingkungan kampus memang menarik untuk dijadikan bahan kajian. Konflik dan persaingan yang sering muncul diantara mahasiswa, justru menjadi nilai penting sebagai sarana pendewasaan mahasiswa dalam berpolitik, baik sewaktu masih menjadi mahasiswa maupun setelah lulus. Sistem politik yang dijalankan di kampus memang tidak sekompleks sistem politik yang berjalan di negeri ini, akan tetapi setidaknya politik yang diterapkan mahasiswa dapat dijadikan cermin bagaimana perpolitikan bangsa Indonesia.  

Yang menjadi perbedaan secara fundamental (mendasar) antara politik kampus dengan politik yang dijalankan oleh politikus negeri ini adalah soal orientasi (tujuan). Jika politikus negeri ini berpolitik untuk mendapatkan kekayaan dan kekuasaan.  Sedangkan politik kampus dilaksanakan lebih sebagai sarana untuk mewujudkan eksistensi dan aktualisasi dari mahasiswa. Selain itu politik kampus lebih dijadikan sebagai wahana pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dalam mengenai dunia perpolitikan.

Kampus merupakan lahan subur yang sangat penting untuk melakukan pengkaderan, terutama dalam bidang politik. Mengingat mahasiswa merupakan golongan intelek yang memiliki potensi keilmuan, wawasan, serta pengalaman yang cukup baik dalam masalah politik. Mahasiswa yang teguh memegang idealismenya biasanya akan menjalankan politik kampus dengan penuh rasa tanggungjawab, bahkan setelah lulus dan menjadi seorang politikus mahasiswa tersebut tetap akan berpolitik dengan membawa visi kerakyatan.

Hal inilah yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat Indonesia, dimana akan lahir politiukus muda yang berasal dari seoarang mahasiswa yang selalu akan menyuarakan aspirasi dan membela kepentingan rakyat. Idealisme yang dimiliki saat menjadi mahasiswa diharapkan akan tetap dibawa sampai mahasiswa yang bersangkutan menjadi seorang pejabat, baik tingkat lokal, regional dan bahkan nasional. Apalagi bagi mereka yang menyadari bahwa jati diri sebagai agent of social change (agen perubahan sosial) tetap akan melekat dalam dirinya hingga akhir hayat. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, apakah praktek politik yang dilakukan mahasiswa di kampus benar-benar mencerminkan integritas kaum intelektual tersebut kepada rakyat? 

Jika politik kampus dapat dijadikan sebagai wahana pembelajaran mahasiswa dalam pendewasan diri dalam berpolitik serta demi kepentingan rakyat maka hal tersebut patut untuk didukung. Akan tetapi jika politik kampus hanya dijadikan sebagai batu loncatan mahasiswa untuk menjadi politikus nasional, dan untuk meraih kekuasan serta materi semata, maka hal tersebut bisa menciderai visi kerakyatan yang selalu diemban oleh mahasiswa. Oleh sebab itulah, langkah tersebut tidak patut ditiru.

Dalam dunia mahasiswa, politik kampus merupakan sarana efektif bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri serta menunjukkan eksistensinya ke dalam lingkungan kampus secara umum. Politik kampus juga dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, karena dengan adanya media tersebut mahasiswa dapat memiliki fungsi dan peran yang jelas dalam setiap gerakannya. Selain itu, politik kampus sesungguhnya merupakan media pengkaderan pergerakan mahasiswa yang bertujuan untuk mencetak kader yang tangguh.

 Satu hal yang patut diapresiasi dari praktek politik kampus, yaitu mahasiswa tetap teguh memegang idealismenya. Berpolitik merupakan hal yang sangat manusiawi dan wajar, begitu juga bagi mahasiswa. Yang terpenting adalah dalam berpolitik harus tetap memegang teguh etika, moral, nilai-nilai dan aturan yang berlaku. Karena hanya dengan hal inilah akan dapat terlaksana perpolitikan yang benar-benar jujur dan bersih.

Mahatma Ghandi pernah mengatakan bahwa setiap tujuan yang ingin dicapai harus selaras dan seimbang dengan metode dan tata cara yang dilakukan. Mustahil hasil dari tujuan dinilai baik jika metode yang digunakan adalah dengan jalan yang buruk. Mungkin itulah yang dimaksud dengan politik yang ”bersih”. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Plato bahwa politik adalah seni mempengaruhi orang lain dengan kecerdikan dan kecerdasan, bukan dengan keculasan dan kebohongan serta cara-cara keji yang menghalalkan segala macam aturan demi meraih keinginanya.

penulis : Sahru Romadon ketua umum pc imm kota Bandar Lampung dan Penggagas forum faskho 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar