Pengetahuan yang mantap tentang
berbagai tradisi agama di pra-Islam Jazirah Arab berkembang karena aktivitas
arkeologi. Kita tahu tradisi Iran terutama iran kuno atau persia kuno dan
pengaruh agama-agama sebelum islam yang muncul dan terkenal di pusat-pusat utama peradaban di
timur tengah terutama di Saudi kini hingga, dari Bahrain ke
Yaman telah memberikan fakta sejarah tersendiri yang bisa mengungkapkan
bagaimana kondisi Arab pra islam . Sebagai contoh, selama era perang Bizantium-Sasania
banyak kaum kafir atau yang memusuhi
muhammad di mekkah mengejek Muhammad
bahwa "Ahli Kitab," yaitu orang-orang Kristen dari Byzantium (Arab.
Ahl al-Kitab min ar-Rum) telah dikalahkan oleh Persia dan dengan demikian
mereka kemudian akan mengalahkan Muslim.
Sejarawan Muslim dari Amol, Tabari
juga menyatakan bahwa Muhammad itu tidak begitu menyukai Zoroastrian (Arab.
Al-Majus, lit.'magi '), memenangkan pertempuran melawan apa yang ia dianggap
sebagai "Ahli Kitab" (ahl Arab. al-Kitab). Sebagai tanggapan, tradisi
Islam mengatakan bahwa wahyu telah dikirim yang memprediksi kemenangan bangsa
romawi atas persia yang kemudian dikenal sebagai Sūraar-Rum (Qur'an, SūraXXX)
yang dimana berisi prediksi kekalahan raja Sasania raja, Khosrow II (590-628 M)
dan kemenangan Kaisar Heraclius (610-641 CE) (Tabari, 1999, 324). Dengan
demikian, Qur'an merupakan sumber penting untuk mengukur dan sekaligus
menggambarkan pandangan Muslim awal terhadap panggung politik Iran-Bizantium yang sangat
berpengaruh pada islam awal (Bowersock 2012, 62-63).
Surah Ar Ruum 2 - 4
غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4)
Telah dikalahkan bangsa Rumawi,(QS. 30:2) di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang,(QS. 30:3) dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,(QS. 30:4)
Tapi perlu di ingat bahwa Zoroastrianisme itu terus menjadi yang terpenting di Semenanjung Arab. Ada Para
Pemeluk Zoroastria pada periode pra-Islam di Saudi, mungkin di antara suku-suku
Tamim di Yaman, dan kita tahu bahwa penganut Zoroaster juga tinggal di Bahrain
dan juga oman (Friedmann 2003, 69). Di sana banyak dijumpai bukti arkeologis
bekas kuil api seperti di Bahrain yang
kemudian diambil alih oleh Muslim di Hira (Morony 1986, 1110-1111). Ada
suku-suku Arab di Hijaz yang condong ke aliran Mazdakite Zoroasterianisme pada
masa Kobād I (488-496 dan 498-531 Masehi) dan pada awal abad ke-6 (Kister1968, 143-144). Dengan
demikian, orang-orang Arab tidak hanya memiliki kontak yang luas dengan
Zoroasterianisme, tapi suku-suku tertentu tertarik dalam dan memeluk Zoroasterianisme.namun seiring Dengan penaklukan Muslim kepada beberapa
wilayah di timur tengah dan meluasnya pengaruh islam membuat banyak penganut
zoroaster memilih memeluk agama islam .
Lebih lanjut mungkin hanya kegiatan arkeologislah
yang dapat membantu kita menemukan sisa-sisa
struktur yang sakral dari era dimana banyak orang arab memeluk zoroastrianisme di
Semenanjung Arab dan untuk mengarahkan kita ke lokasi penting dari Arab
Zoroasterianisme Yang mungkin di masa depan. Baru-baru ini diidentifikasi
sebagai kuburan "Sasanian" dari abad kelima atau lebih ditemukan di
Sharjah di UAE (Kutterer et. Al., 2015, 43-54). Jadi, jika makam Persia yang
ditemukan di Semenanjung Arab, struktur Zoroaster juga dapat ditemukan di sana.
Tapi salah satu harus bertanya jika arsitektur suci Zoroaster adalah sama di
Semenanjung Arab seperti yang di Dataran Tinggi Iran.lebih lanjut berikut adalah bukti dari hadis Berikut adalah salah satu
seperti Hadis Sahih di mana Mohammad memberikan izin untuk Umar untuk mengumpulkan
Jizya Pajak dari Majusi [Para Pemeluk
Zoroastria] dari Hajar, dalam bahasa Arab ... Sebuah indikasi yang jelas bahwa
Zoroasterianisme tidak hanya diikuti di kekaisaran Persia, dan Iran yang hanya
bagian dari itu ... tetapi juga di bagian Saudi yang berada di bawah pemerintahan
otonom Mohammad yang islam. Lebih lanjut berikut isi hadisnya Abu Ubaid meriwayatkan hadits dalam kitab
Al-Amwal dari Hasan bin Muhammad yang mengatakan : Nabi SAW pernah menukis
surat kepada Majusi Hajar untuk mengajak mereka memeluk Islam, "Siapa saja
yang memeluk Ilam sebelum ini, serta siapa saja yang tidak diambil jizyah atas
dirinya, hendaknya sembelihannya tidak dimakan, dan kaum wanitanya tidak
dinikahi. "
Zoroastrianisme sendiri tak lenyap seluruhnya di Iran. Hingga kini, jumlah pengikutnya di Iran mencapai 20 ribu orang bahkan lebih diseluruh dunia penulis sendiri memeliki teman dari kalangan zoroastrianism di indonesia dan sering berdiskusi masalah teologi yang terkadang kalau kita membuka pintu dialog maka kita dapati bahwa banyak kekayaan ilmu yang selama ini tidak kita tahu . sebagai tambahan Dalam The Miracle 15 in 1 Syaamil Al-Qur’an disebutkan, Majusi adalah sebutan dalam Islam bagi penganut yang mengikuti agama Zoroaster (Zarathustra) dari Persia, Iran. Zarathustra merombak agama Indo-Eropa. Dewa-dewa diturunkan derajatnya menjadi sekadar malaikat, sementara Tuhan dianggap sebagai esa (satu), yakni Ahura Mazda.
Referensi
G.W. Bowersock, Empires in
Collision in Late Antiquity, Brandeis, 2012
Y. Friedmann, Tolerance and
Coercion in Islam: Interfaith Relations in the Muslim Tradition, Cambridge
University Press, 2003.
J.M. Kister, “Al-Hīra, Some notes
on its relations with Arabia,” Arabica 15 (1968): 143-169.
A. Kutterer, S.A. Jasim, E.
Yousif, “Burried far from home: Sasanian graves at jebel al-Emeilah (Sharjah,
UAE),” Arabian archaeology and epigraphy 26, 2015, pp. 43-54.
Morony, Michael G., “Madjus,” in
Encyclopedia of Islam 5 (1986), 1110-1118.
Tabari, The History of al-Ṭabarī:
The Sāsānids, the Byzantines, the Lakmids, and Yemen, translated by C.E.
Bosworth, New York, State University of New York, 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar